Kelamaan duduk di depan layar video game dapat meningkatkan risiko anak terkena masalah perilaku dan mental. Itu sebabnya, orang tua harus lebih memperhatikan kebiasaan si kecil dengan mengarahkannya pada aktivitas yang produktif dan sehat.
"Ketika anak-anak kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan semakin memburuk dan nilai sekolah mereka akan turun," kata Profesor Psikologi Douglas A. Gentile, yang menjalankan Media Research Lab di Iowa State University, Ames, dikutip dari laman Fox News.
Douglas melanjutkan, "Sedangkan ketika mereka berhenti dari kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan menjadi lebih baik."
Penelitian ini dilakukan di Singapura selama dua tahun terakhir terhadap lebih dari 3.000 anak sekolah. Peneliti menemukan hampir satu dari 10 anak ‘pecandu’ video game akan terjebak pada suatu masalah.
Dalam studi, peneliti membagikan kuesioner kepada siswa di kelas ketiga, keempat, ketujuh, dan kedelapan. Pertanyaannya mencakup kebiasaan game mereka, keterampilan sosial, prestasi sekolah, dan depresi.
Sebelumnya, penelitian terhadap pengaruh video game pada anak yang juga melibatkan Profesor Psikologi Douglas A. Gentile menyebutkan kelamaan di depan televisi atau bermain video game menimbulkan risiko anak terkena masalah konsentrasi dan hiperaktif dua kali lebih tinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.323 anak berusia 7 - 10 tahun dengan merekam kebiasaan menonton televisi dan vidoe game mereka selama 13 bulan. Sekolah juga mencatat masalah konsentrasi anak saat menerima pelajaran.
"Ketika anak-anak kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan semakin memburuk dan nilai sekolah mereka akan turun," kata Profesor Psikologi Douglas A. Gentile, yang menjalankan Media Research Lab di Iowa State University, Ames, dikutip dari laman Fox News.
Douglas melanjutkan, "Sedangkan ketika mereka berhenti dari kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan menjadi lebih baik."
Penelitian ini dilakukan di Singapura selama dua tahun terakhir terhadap lebih dari 3.000 anak sekolah. Peneliti menemukan hampir satu dari 10 anak ‘pecandu’ video game akan terjebak pada suatu masalah.
Dalam studi, peneliti membagikan kuesioner kepada siswa di kelas ketiga, keempat, ketujuh, dan kedelapan. Pertanyaannya mencakup kebiasaan game mereka, keterampilan sosial, prestasi sekolah, dan depresi.
Sebelumnya, penelitian terhadap pengaruh video game pada anak yang juga melibatkan Profesor Psikologi Douglas A. Gentile menyebutkan kelamaan di depan televisi atau bermain video game menimbulkan risiko anak terkena masalah konsentrasi dan hiperaktif dua kali lebih tinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.323 anak berusia 7 - 10 tahun dengan merekam kebiasaan menonton televisi dan vidoe game mereka selama 13 bulan. Sekolah juga mencatat masalah konsentrasi anak saat menerima pelajaran.